Kesucian Valentine

Agen Poker Online Indonesia Sakitsakitnikmat.blogspot.com - Cerita Kisah Nyata - Cerita Porno sebelumnya berjudul Lendir Diatas Sofa Cinta, Dan pada kesempatan kali ini saya dari situs sakitsakitnikmat.blogspot.com akan menceritakan Cerita Pengalaman Pribadi yang tidak kalah serunya dengan judul Kesucian Valentine. Selamat Menikmati..

Cerita Hot - Ayahku Barat dan ibuku keturunan Chinese. Perpaduan ini yang membuatku menjadi seorang gadis tinggi ramping, berkulit putih dan walaupun tubuhku tidak terlalu seksi, bisa kututupi kekurangan itu dengan wajahku yang kata orang menawan. Tentu saja aku senang mendengarnya, apalagi ketika Remon mengatakan kalau bibirku benar-benar menggoda. Memang sih aku belum pernah tidur dengan seorang pria, tetapi kalau soal yang begituan aku cukup ahli, yah mungkin ketularan sama omes-nya (otak mesum) Remon dan teman-temannya yang tidak kalah omes. Jadi kesimpulannya, aku juga termasuk ahli di bidang begituan.

Kesucian Valentine
Kesucian Valentine

Hari itu, kira-kira jam 4 sore tanggal 12 Februari tahun ini, aku jalan-jalan bersama Precill dan Yuli. Kami memang sedang mencari sesuatu yang dapat kami berikan ke cowok yang paling dekat dengan kami, kan 2 hari lagi Valentine, jadi harus memberikan yang istimewa donk. Setelah sekitar 2 jam berkeliling mencari barang yang cocok, aku akhirnya menyerah. Aku sama sekali tidak mendapatkan barang yang benar-benar spesial untuk cowokku.

Akhirnya kuputuskan untuk mencari di tempat lain saja besok. Aku pulang tanpa membawa apa-apa, berbeda dengan Precill dan Yuli yang sudah mendapatkan yang mereka cari. Aku memang susah mencari barang untuk Remon, dia tuh orangnya senang yang romantis dan sedikit berbau omes gitu lah.Tetapi aku yakin, aku akan mendapatkan sesuatu untuknya. Kan kalau kita mau usaha, pasti kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan.

Singkat cerita, aku sama sekali tidak mendapatkan apa-apa, bahkan besoknya juga aku masih tidak mendapatkan apa-apa. Aku tidak mau memberikan sesuatu yang biasa, kupikir lebih bagus aku tidak memberikan sama sekali daripada kuberikan sesuatu yang biasa di hari yang spesial nanti. Ternyata Remon sudah berinisiatif lebih dulu, dia mengajakku candle light dinner. Tepat seperti dugaanku, dia memang suka keromantisan, kami hanya makan sedikit terus minum sedikit dan kami sempat slow dance dulu sebelum akhirnya duduk lagi, hanya duduk dan saling memandang.

Tidak tahu karena aku terbawa suasana atau memang si Remon jago (muji gue lagi nih), yang jelas aku benar-benar menikmati malam itu. Remon memberikan kalung cantik dan dia memasangkan di leherku.

Terus diciumnya pipiku dari belakang sambil berkata,
“Biar hari ini jadi hari yang lo kenang selama hidup lo. dan gue harap lo juga inget siapa yang ada di sini ngerayain hari Valentine ini sama lo”

Tak tahu kenapa, Remon melakukan sesuai dengan apa yang kuharapkan, hingga aku akhirnya menemukan sesuatu yang spesial untuk kuberikan kepadanya. Kuajak dia ke rumahku, aku tahu persis orangtuaku tidak ada di rumah, dan di rumah hanya ada si Iyem saja.

Sampai di rumah, Remon duduk di kursi tamu seperti biasa dan kubawakan minuman untuk dia. Ketika aku balik lagi, Remon sedang melihat-lihat album fotoku. Dia tersenyum ketika melihat fotoku ketika masih kecil. Ketika aku datang dia langsung tersenyum ke arahku. Kuletakkan minuman di meja dan bilang kalau aku tidak dapat memberikan apa-apa di hari Valentine ini, tetapi aku punya sesuatu yang spesial buatnya di hari spesial ini.

Aku duduk di sebelah Remon, kubiarkan Remon memelukku dan menciumku. Bibirnya lembut membasahi bibirku, terus dia mengambil sirup di meja dan pura-pura menumpahkannya di bajuku.
Kami berdua tertawa bersama, terus dia berkata, “Ups.., sorry ya. Mendingan lo ganti baju dulu, nanti masuk angin kalo pake baju basah gini.” Aku tahu Remon memang sengaja, dia mau mengajakku ke kamar. Deg-degan juga sih, tetapi aku sudah bertekad kalau aku harus dapat memberikan yang spesial buatnya hari ini.

Rupanya Remon sudah tahu kalau aku memang mau memberikan sesuatu yang sudah 17 tahun kujaga baik-baik. Yap, aku memang memilihnya untuk mengambil kesucianku. Kurasa memang dia orang yang tepat. Aku ke kamar, dan seperti yang kuduga dan kuinginkan, Remon mengikutiku. Terus dia duduk di ranjangku memperhatikanku jalan ke arah lemari pakaianku.

Aku cuek saja buka baju di depan dia, tetapi waktu aku mau membuka BH-ku, Remon memelukku dari belakang sambil berkata, “Biarkan malam ini berjalan lambat, jangan habiskan waktu terlalu cepat.”

Aku menurut saja, kubiarkan dia mencium leherku, bahuku dan akhirnya menggendongku ke tempat tidur. Remon masih belum puas bermain dengan bibirnya, dia menciumku dua kali, dan begitu kusadar, tahu-tahu BH-ku sudah hilang, tidak tahu kemana. Aku tidak sadar kapan Remon membuka BH-ku itu, yang jelas sekarang dadaku sudah telanjang. Mungkin karena aku terlalu terbawa suasana.

Remon mulai bosan bermain dengan bibirnya, kali ini dia menggunakan lidahnya menjilati puting buah dadaku. Lembut dan membuatku enak kegelian. Aku hanya memejamkan mata sambil merasakannya menjilat dan sesekali menghisap putingku. Tiap kali dia hisap seperti ada setrum di badanku, aku selalu menggeliat menahan geli. Aku tidak bosan-bosan merasakan enaknya permainan lidah Remon. Entah berapa lama aku terdiam merasakan nikmatnya sentuhan demi sentuhan dari bibir dan lidahnya.

Ternyata bersamaan dengan lidahnya bermain, tangan Remon tidak tinggal diam. Soalnya waktu kubuka mata, aku kaget sekali, ternyata aku sudah telanjang bulat, dan Remon hanya menggunakan celana dalam saja. Hebat juga dia bisa menenlanjangiku dan melepas pakaiannya tanpa dapat kuketahui..

Kucoba untuk bangun, tetapi badanku terasa lemas, aku sama sekali tidak bertenaga. Aku tidak dapat berbuat apa-apa ketika Remon mulai turun terus mencium pusarku. Terus tangannya membuka pahaku lumayan lebar. Aku merasa malu juga ketika Remon melihat vaginaku. Remon tidak lama-lama melihatnya, dan tidak lama dia sudah menjilati bibir kemaluanku.

Lebih gila lagi, ternyata ketika dia menjilat vaginaku, rasanya jutaan kali lebih nikmat dari permainannya di puting payudaraku. Dia menjilat beberapa kali, terus dia menjilat klitoris-ku. Ini lebih hebat lagi, soalnya tanpa sadar aku mendesah. Sebenernya lebih mirip teriak keenakan ketika lidahnya pertama kali menyentuh klitorisku yang memang super sensitif.

Gila, ternyata Remon tidak hanya menjilatnya beberapa kali, terus dia memelintir perlahan klitoris-ku. Wah, itu sih tidak dapat dijelaskan, yang jelas badanku refleks kejang dan aku menjambak rambutnya tanpa sadar. Tetapi ketika rasa kesetrum itu mulai hilang, aku malah ingin lagi. Ternyata Remon tahu, dia memelintir lagi klitoris-ku sekali lagi dan seperti sebelumnya, aku kejang lagi. Terus dia malah lebih gila lagi, digosok-gosokkannya klitorisku dengan ujung jarinya. Aku tidak tahan kejang-kejang, tetapi Remon memegang pinggangku, jadi aku tidak dapat bergerak bebas.

Rasa nikmat itu lalu memuncak dan aku tidak sadar lagi, semua terasa gelap dan badanku kejang-kejang tidak karuan tanpa dapat kukontrol. Aku tahu aku sudah sampai puncak, dan begitu kusadar lagi, Remon sudah menggosok-gosok kepala penisnya yang besar sekali ukurannya. Aku tidak yakin penis sebesar itu dapat masuk ke vaginaku, ada juga sih rasa takut. Tetapi aku sudah bertekad, aku akan memberikan kesucianku untuk Remon.

Remon terus menekan sedikit penisnya. Bibir kemaluanku terasa terbuka, dan akhirnya kurasakan kepala penisnya di bagian luar vaginaku. Remon terus mencium bibirku dan membuka pahaku lebih lebar, kututup mataku, siap menerima apa yang akan terjadi. Ternyata tidak terjadi apa-apa, sialnya ketika kubuka mata, Remon sedang menekan penisnya kuat-kuat ke vaginaku. Kontan saja aku berteriak, lumayan kencang juga.

Belum habis rasa kagetku, Remon menyodok lagi penisnya ke vaginaku, perih sekali rasanya. Sepertinya badanku terbagi dua karena robek disodok penis sebesar itu. Tetapi rasa sakit itu berangsur-angsur hilang dan berubah menjadi rasa nikmat yang tidak kalah dari rasa nikmat ketika Remon memelintir-melintir klitoris-ku. Remon mulai goyang maju mundur pelan-pelan, tetapi kerasanya hebat sekali ketika penisnya menggosok-gosok dinding vaginaku. Sepertinya tidak ada ruangan kosong lagi di vaginaku, semua terasa sudah sesak disodok-sodok. Aku mencoba untuk menahan sakit dan itu berhasil. Rasa sakit itu berubah menjadi sengatan-sengatan listrik yang membuatku ingin lagi disodok-sodok.

Melihatku mulai tenang, Remon tambah mempercepat mengocok vaginaku yang sudah banjir karena basah. Aku hanya dapat memejamkan mata dan mendesah-desah menikmati permainan Remon. Yang jelas aku bener-bener hanyut dalam suasana itu. Tiba-tiba Remon bergerak semakin cepat dan ada sengatan yang lebih nikmat lagi dari dalam vaginaku. Sepertinya aku akan mencapai puncak lagi, dan aku sudah tidak sabar menunggu saat indah itu. Remon semakin cepat dan liar mengocok vaginaku. Sama sekali sudah tidak ada iramanya lagi.

Tanpa sadar aku mulai berteriak-teriak kecil menikmati semuanya itu. Terus akhirnya semua gelap, aku kejang-kejang lagi seperti tadi. Aku baru sadar waktu ada sesuatu yang hangat di perutku, dan waktu kubuka mata, Remon sedang mengocok-ngocok penisnya dengan tangannya dan dari penisnya muncrat cairan putih kental ke perutku. Kubiarikan Remon memuncratkan maninya sampai habis, baru aku berusaha bangun. Aku pusing sebentar, tetapi terus hilang. Remon membersihkan badannya di kamar mandi, terus menghampiriku yang sudah menggunakan pakaian lengkap.

Remon mencium keningku, terus dia duduk di sebelahku, meremas jariku sambil bilang kalau dia puas sekali dan dia bilang aku tidak akan kecewa memilihnya. Aku percaya kalau Remon serius, aku tahu dia bukan orang yang suka mempermainkan cewek. Aku yakin pilihanku kali ini benar. Pasti benar deh.

“Thank’s buat hadiahnya, ini bener-bener hadiah yang tidak ternilai buat gue.” kata Remon, terus menciumku lagi.

Kemudian dia membantuku ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Aku benar-benar lemas, dan ketika Remon ingin pulang, aku hanya mengantarnya sampai pintu depan saja, tidak sampai gerbang. Terus ketika Remon sudah pulang, kukunci pintu dan terus aku roboh di sofa. Aku lemas sekali dan tidak ingat apa-apa.

Waktu kubangun pagi, aku benar-benar kaget, soalnya aku masih telanjang. Aku langsung lari ke kamar dan pakai baju. Aku terus duduk di ranjang. Ada sisa-sisa rasa pedih di selangkanganku, tetapi rasa pedih itu kalah dengan kenangan nikmat tadi malam. Benar-benar malam yang spesial untukku dan kuharapkan malam yang spesial juga untuk Remon.

Bagaimana para pembaca serukan para maniak seks, jangan lupa yaa!! Selalu dikuti cerita-cerita dewasa di web www.sakitsakitnikmat.blogspot.com
Previous
Next Post »