Cerita Dewasa Bertemu Dengan Tangan Jahil

Agen Poker Online Indonesia

Cerita Dewasa Bertemu Dengan Tangan Jahil

Sakitsakitnikmat.blogspot.com - Cerita Sex Terbaru - Cerita Dewasa sebelumnya berjudul Cerita Sex Burungku Tak Mau Diam, Dan pada kesempatan kali ini saya dari situs sakitsakitnikmat.blogspot.com akan menceritakan cerita sex terbaru yang tidak kalah serunya dengan judul Cerita Dewasa Bertemu Dengan Tangan Jahil, SELAMAT MENIKMATI..

Cerita Dewasa - Panggil saja namaku Felly aku masih gadis dengan usiaku 23 tahun tinggi badanku 167cm dengan berat badan 55 kg ukuran payudaraku 34C dan profesiku adalah sebagai reposter di salah satu stasiun tv swasta, banyak orang yang bilang Feely cantik kulitnya putih shingga masuk dalam dunia entertainment mudah. Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Felly meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya.



Cerita Dewasa Bertemu Dengan Tangan Jahil

Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Felly karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.

Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek tangan jahil lelaki iseng dan mupeng, hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad mencari kesempatan untuk mengintip Felly kala sedang berganti pakaian di dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuah pusat pembelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.

Sebagai seorang reporter, tentunya Felly sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shooping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai reporter televisi.

Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Felly girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut.

Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Felly ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya.

Hari yang dinantikannya tibalah juga. Felly berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang. Nina berusia 2 tahun lebih muda dari Felly, tinggi badannya sepantaran dengan Felly namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna, kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih.

Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Felly dan rekannya di bandara internasional Narita.

"Lo kenapa Nin?" tanya Felly pada kawannya. "Kok kelihatannya lesu gitu?"
"Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!"

Ucapan temannya tersebut hnaya ditanggapi dengan tawa oleh Felly, karena memang selama perjalanan meuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam? Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.

Selama di Jepang, rencananya Felly dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akabra Felly kala masih dudu kdi bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Felly karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Felly.

Setibanya di kediaman Wiwin,Fella dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Felly mengajak Wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.

"Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gw kan disini cuman 2 hari."
"Aduhh, sorry tan, gw besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gw ketemu sama cowok gw. Emmm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gw kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah."
"Yahh, si Nina kan sama aja kaya gw, awam sama daerah sini, lo gimana sih?"
"Iya,iya, sorry banget tapi gw betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampee."
"Hmmm.. ya sudah deh nggak apa-apa kalau begitu." jawab Felly dengan muka masam. "Eh, omong-omong cowok lo cakep gak?"
"Iya, itu kan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut lima belas tahunan sama gw lumayan tajir lagi."
"Gila lo, sekarang kok selerannya berubah, senang sama om-om. Hahaha." Mereka pun bercanda hinggal merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.

Keesokan harinya, Fella dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk Xx tv dengan lancar, mereka pun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Fella dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus.

Nina memadukan roknya dengan blosu putih, sedangkan Felly memilih mengenakan kemeja berwarna krim, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air.

Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.

Sementara itu, ditempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelpon Felly, namun, "astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh." kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Felly namun tidak bisa dilakukan.

Didalam kereta, Felly dan Nina ternyata tidak dapat menemukan temapt duduk yang kosong, sehingga keduanya pun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangnan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.

Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Felly beru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong. Pemberhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Felly dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri.

Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Felly dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.

"Yahh, sial , berdiri lagi deh. " ujar Felly yang diamini oleh Nina.
"Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentlemen, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, Haha." Canda Nina yang disambut tawa renyah Felly.

Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Mereka pun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika di taksir, kira-kira umurnya 40 tahunan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.

"Imananji desu ka?"

Felly dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulagi pertanyaan.

"Ano, what is da time?" ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

Felly dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulagi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).

Untungnya Felly sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itu pun manggut-manggut setelah melihat jam.

"Domo arigato gozaimasu" ucapnya sambil tersenyum. Kalau yang ini Felly mengerti bahwa artinya terima kasih. Ia pun berbisik kepada Nina, "Nin, tadi kayak ada yang nyolek gw deh."

"Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gw." bisik Nina.

"Yasudahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol." tukas Felly. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.

Belum ada 5 detik dari senggolan pertama tadi, kembali Felly merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Felly pun berusahan menepis tangan itu.

Merasakan gelagat yang tidak baik, Felly mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang. Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana.

Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka. Mereka pun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.

"Eh, apa-apaan ini!" teriak Felly. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusaha menggunakan bahasa Jepang sebisanya, "Ieee, bagerrooo! Empphh.. " Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata.

Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Fella. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tida dapat menjangkau bagian vitalnya.

Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkram dan merenggangakan kakina sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Felly yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.

"Mmhh.. hhh" Felly hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Felly mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitar hanya ada segerombolan laki-laki.

Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krim Felly pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahannya lebih longgar karena erikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil di renggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu.

Kini, Felly masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Felly yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.

"Mmmm..!" terdengar suara teriakan tertahan Felly. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Felly dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Felly memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecoklatan. Kini, tubuh bagian atas Felly sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka.

Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Felly, sementara mulutnya mulai menyusu ke payudara sebelah kiri Felly.

Yang lebih membuat Felly terkejut adalah orang tersebut si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Felly berkata " dasar tua cabul, tahu begini udah gw tonjok dari tadi."


Sementara itu tangan-tangan yang beroperasi di bagian tubuh Felly semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Felly, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentuhlah dengan liang vagina Felly yang masih terbungkus  g-string hitam.

Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Felly dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Felly pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri. Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Felly tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan ini.

tanpa disadari oleh Felly, ternyata g-string sudah tidak berada ditempatnya semua, entah kemana memperlihatkan vaginanya yang  dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Felly.

Felly terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapnnya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mangatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah.

Namun cobaan terasasemakin sulit bagi Felly, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar masuk di dalam liang vagina Felly, didalam vaginanya, jati itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Felly. Felly semakin tidak kuasa menahan gelonjak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan, "Emmh.. hh"

Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Fella yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.

"Mmmhh.. aa.. aahhh..>!" Teriakan itu disetai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya. Cengkraman tangan dari pada lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Felly terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gelonjak birahi.

Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat. Hanya sekitar lime-enak detik kemudian, tubuh Felly kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung.

Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Felly coba berontak dengan menggunakan tenanganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga Felly merintih kesakitan dan mecnoba menepis tangan itu dari atas payudaranya.

Disaat bersamaan, pinggang Felly ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15 cmnya kedalam vagina Felly dengan sekali gentakan keras. Bless,, masuklah penis itu disertai teriakan panajng Felly yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Felly dengan cepat.

"Plok.. plokk" begitu bunyi yang terdengar ketika paha baak itu beradu dengan paha bagian belakang Felly. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Felly dengan leluasa, sebagai lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Felly dan memaksa Felly untuk mengocok penisnya.

Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Felly dan menggerakannya maju-mundur. Sehingga sekarang , Felly dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.

15 menit berlalu, lelaki yang penisnya di kocok oleh tangan mungil Felly, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crooott! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Felly.

"Ahh.. ahhh" Felly mendesah setiap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vagiannya. 15 menit kemudian, tubuh Felly bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. "Aaa.. ahhh!" desahnya.

Tidak berapa lama, penis didalam mulut Felly menyemburkan spermanya. Membuat Felly gelagapan dan tersendak sehingga segaian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibir indahnya.

Si bapak yang memompa vagina Felly rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar. Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya di pelankan dan terkadang cepat.

Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Fella sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkraman tangan bapak itu di pinggang Felly tiba-tiba mengeras, bapak itu pun mulai setengah mendesah.

"Hhh... Ahh.." Felly tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun emncoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan "Aaahhh" Croott, croott, croottt! Seperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Felly. "Aahh, sial damnn.." gerutu Felly dalam hati karen bapak itu keluar didalam vaginannya.

Tubuh Felly pun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi 3 orang lelaki yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Felly, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Felly.

Para lelaki itu pun meninggalkan Felly terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krim yang sudah kusut dan basah oleh peluuh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan.

Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringan dan sperma. Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian.

Felly segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek. Kemudian mengancingnya kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali, Felly kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.

Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pualng.

Nina yang membukakan pintu. Setelah masuk ke dalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Felly dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjannya.

"Waduhhh, gw minta maaf bener. gw lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus utnuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya."

"Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini."

"Iya, iya, gw benar-benar mohon maaf." ucap Wiwin, "Eh iya, kalian mau nggak gw kenalin sama cowok gw? kebetulan tuh sebetulan tuh, sebentar lagi kesini."

Felly dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin.

Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Felly terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah..!

Bagaimana para pembaca serukan para maniak seks, jangan lupa yaa!! Selalu dikuti cerita-cerita dewasa di web www.sakitsakitnikmat.blogspot.com

Previous
Next Post »