Cerita Sex Dari Padang Golf

Agen Poker Online Indonesia

Cerita Sex Dari Padang Golf

Sakitsakitnikmat.blogspot.com - Cerita Sex Terbaru - Cerita Dewasa sebelumnya berjudul Cerita Dewasa Memek Tetangga Centil, Dan pada kesempatan kali ini saya dari situs sakitsakitnikmat.blogspot.com akan menceritakan cerita sex terbaru yang tidak kalah serunya dengan judul Cerita Sex Dari Padang Golf. Selamat Menikmatii..

Cerita Dewasa - Aku bekerja disebuah perusahaan dibagian pembelian. Tugasku ya ngurusin semua pembelian yang dilakukan kantor, termasuk kontak suppliernya. Bosku ingin menservis beberapa pejabat yang suka banget maen golf, makanya aku usulin untuk buatkan membership padang golf aja selama setahun.
Bos setuju, dan dia suruh aku nyari padang golf mana yang bonafid dan gak terlalu mahal membership feenya.

Cerita Sex Dari Padang Golf


Setelah survei kesana kemari, akhirnya aku kontak salah satu padang golf yang cukup punya nama, dan minta untuk ngirim marketingnya untuk diskusi sama aku. Pada waktu yang telah di tentukan, datanglah seorang perempuan muda yang cantik dan sexy, dari padang golf yang kutelpon. Dia mengenakan pantalon dan blazer yang tak bisa menyembunyikan kemontokan buah dadanya. Aku tak dapat menyembunyikan kekagumanku pada perempuan tersebut, Meydita namanya.

Mataku jelalatan menelusuri tubuh sexynya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pandanganku fokus ke arah buah dadanya yang montok. Kelihatan Meydita mengerti apa yang kuinginkan. Dibukanya kancing blazernya dengan alasan panas, sehingga terlihatlah belahan buah dadanya mengintip dari balik tank topnya yang belahan dadanya rendah.

Pembicaraan mengalir cepat, karena dia telah dibekali dengan kebijakan mengenai harga dan lain-lain, maka dia bisa menjawab semua pertanyaan yang kuajukan. Dia membuat janji lagi untuk membawa proposal yang berisikan perjanjian-perjanjian lisan yang telah disepakati. Aku melahap tubuhnya dengan pandangan yang penuh nafsu.

Pada hari yang dijanjikan, aku menelponnya mengatakan bahwa penanda tanganan proposalakan dilakukan di apartmen kantor saat makan siang. Aku juga mengelola beberapa apartment yang disewa kantor untuk tamu-tamu VIP. Kebetulan ada apartment yang sedang tak digunakan, makanya aku mengundang Meydita utnuk ke aoartment tersebut. Terus terang aku telah sangat tergiur dengan kemolekan tubuhnya. Meydita tiba tepat pada waktunya. Aku menyambutnya dengan mata berbinar-binar, saat itu dia menggunakan pakian yang sama jenisnya dengan ketika ketemu pertama kali di kantor. Aku santai saja, dasi telah kulepas, tangan baju juga telah ku gulung. Aku ke sana kemari. Akhirnya obrolan menjurus kearah yang aku inginkan.

"Meydita, kamu cantik sekali, sexy lagi", rayuku. "Kalau proposal ditanda tangani, saya dapet bonus apa?"
"Bapak maunya apa?" tantangnya.
"Maunya Meydita, boleh gak: kataku to the point.
"Maksudnya ditemani Meydita, gitu pak" jawabnya sembari tersenyum.
"Iya Meydita nemenin saya di apartment ini, mau gak" kataku menjelaskan.
"Siapa takut" jawabnya
"Tetetapi bapak tandatangani dulu ya persetujuan proposal ini" jawabnya.

Segera proposalnya kutanda tangani, memang aku diberi wewenang untuk menandatangani proposal ini dan kuberikan padanya. Dia tersenyum melihat proposal yang telah kutanda tangani, mungkin nilainya melebihi target penjualannya untuk bulan ini.

"Jangan panggil pak, aku kan belum tua, panggil mas aja. Aku mau mandi dulu ya, gerah, Meydita mau mandi bareng?" tanyaku menggoda. Dia hanya tersenyum, aku menghilang ke kamar mandi. Tak lama kemudian aku keluar hanya dengan mengenakan celana pendek dan Tshirt saja, santai.

"Giliranmu, di balik pintu ada kimono baru, pake aja, biar lebih relax", katanya sembari tersenyum.

Dia menghilang ke kamar mandi, tak lama kemudian dia keluar dengan hanya mengenakan kimono dari bahan handuk. Aku terpana memandangnya, kimono itu pendek hanya 15cm di atas lutut. Paha dan sehingga bokongnya yang besar, pinggulnya yang ramping dan buah dadanya yang membusung tercetak dengan jelas. Kimono itu tak diikatkan sempurna sehingga belahan buah dadanya menyembul di belahan baju. Aku duduk di sofa dan Meydita langsung duduk disebelahku, merepat ke tubuhku. Tanganku segera merangkul pundaknya.

"Meydita, kamu cantik dan seksi sekali" kataku sembari mencum pipinya.
"Ih, mas genit" jawabnya manja.

Aku mulai mengelus pahanya yang terbuka, kusingkapkan kimononya. Tanganku dibiarkannya mengelus makin ke atas dan berhenti di pangkal pahanya, kimono yang idpakainya makin tersingkap, dia sengaja merengangkan pahanya sehingga aku dapat melihat CD minimnya yang tipis, rambut kemaluannya yang lebat menyeruak di kiri dan kanan CD serta sedikit dibagian atas CD.

"Rambut kemaluan kamu lebat ya Meydita, napsu kamu pasti besar ya. Aku suka ngentot dengan perempuan yang rambut kemaluannya lebat" kataku dengan napas memburu.

"Kenapa begitu mas?" tanyanya.

"Kalo perempuan rambut kemaluannya lebat, minta nambah terus kalo di entot, binal dan gak puas-puas" jawabku.
"Itu bukan binal mas, tetapi menikmati" jawabnya.
"Itu telah tau, kok tadi nanya."

Meydita hanya tersenyum saja. Jariku mulai mengelus pangkal pahanya dan daerah kemaluannya. Dia menggeliat, geli. Aku bangkit dan berlutut didepannya. Pahanya kuciumi bergantian, sembari kuremas-remas. Paha terbuka makin lebar sehingga aku makin mudah mengakses daerah kemaluannya. Aku jadi makin beringas, tali kimononya kuurai dan kimononya kulepas.

"Wow, Meydita, kamu merangsang sekali" kataku sembari memandangi tubuhnya yang hanya berbalut bra dan CD.
"Kita teruskan diranjang yuk" aku tarik di bangun dan kugandeng ke kamar.

Dia merebahkan diri di ranjang, setelah kimononya kulepaskan. Aku langsung memeluknya. Kuciumi buah dadanya sembari kuremas-remas. Karena terhalang bra, tak lama branya kulepas. Aku semakin semangat, kuciumi buah dadanya. Pentilnya kuemut, kugencet dengan gigi dan lidahku. Makin lama makin kuat emutanku dan makin luas daerah buah dadanya yang kuemut. Napsunya juga telah berkobar-kobar. Aku membenamkan wajahku di belahan buah dadanya, kemudian bergerak ke bawah pelan-pelan mengarahkan ke perut. Pusernya kujilati. Dia menggelinjang karena kegelian. Napsuku makin berkobar saja. Aku memeluk pinggulnya dengan gemas, kecupanku terus turun ke arah CDnya, aku menjilati rambut kemaluan yang keluar dari samping CDnya, kemudian kucium daerah kemaluannya dengan kuat. CDnya telah basah sepertinya karena napsunya yang telah berkobar.

"Kamu udah napsu ya Meydita, CD kamu telah basah begini" kataku sembari tersenyum.
Aku senang bisa merangsang napsunya sehingga dia tampak pasrah saja dengan tindakanku. Aku bangkit dan melepaskan semua yang melekat ditubuhku. Kemaluanku telah mengaceng dengan keras, lumayan besar dan panjang. Aku menjepitkan kedua buah dadanya menjepit kemaluanku. Lama-lama gerakan maju mundurku makin cepat, aku jadi merem melek keenakan.

"Baru dijepit buah dada aja udah nikmat Meydit, apalagi kalo di jepit kemaluan kamu ya". pikirku.
Napasnya juga telah memburu, selama ini dia menahan saja nafsunya dan membiarkan aku menggeluti sekujur tubuhnya.
"Meydita, enak banget deh", kataku tersengal-sengal.

Kemudian aku berhenti, kemaluan kugesek-gesekkan di buah dadanya sembari terus meremas-remasnya. Gesekan kemaluanku terus kearah perut, sesekali di gesekkan ke lubang pusarnya. Kembali dia menggelinjang kegelian.

Ahirnya, aku melepas CDnya. Rambut kemaluannya yang lebat menutupi sekitar kemaluannya. Aku mengangkangkan pahanya makin lebar. Rambut kemaluannya kusingkap an terlihatlah kemaluannya yang telah basah sekali. Aku menggenggam kemaluanku dan kugesek-gesekkan ke rambut kenaluannya, kemudian kuarahkan ke kemaluannya. Kemaluanku yang keras dan besar menyeruak diantara bibir kemaluannya.

"Mas, gede banget kemaluanmu, masukin semua mas, Meydita udah pengen dientot" rengeknya.

Aku menggetarkan kemaluanku sembari kumasukkan seidkit demi sedikit ke kemaluannya. Sekarang kepalanya telah terjepit di kemaluannya. Dia menjadi belingsatan karena lanbatnya proses memasukkan kemaluanku, padahal dia udah pengen di enjot keluar masuk dengan keras.

"Ayo dong mas, masukin semua, enjot mas, Meydita udah gak tahan nih"kembali dia merengeok minta dienjot.

Aku hanya tersenyum saja. Pelan tetapi pasti kemaluanku ambles ke dalam kemaluannya, telah masuk separo. Dia menggerakkan otot kemaluannya meremas-remas kemaluanku, aku terpancing untuk menancapkan kemaluanku semuanya ke dalam kemaluannya.

"Dulu mas, nikmatnya, kemaluan mas udah gede panjang lagi, masuknya dalem banget. Kemaluan Meydita sampe sesek rasanya" katanya.
"Tetapi enakkan" jawabku.
"Enak banget mas, sekarang dienjot yang keras mas. biar tambah nikmat", katanya lagi.

Masih dengan pelan-pelan aku mengenjotkan kemaluanku keluar masuk. Sewaktu keluar, yang tersisa di kemaluannya hanya tinggal kepalanya saja, kemudian kuenjotkan ke dalam sekaligus sehingga nancap di bagian kemaluannya yang paling dalam.

"Enak mas, kalo dienjot seperti itu, yang cepat mas" rengeknya lagi sembari terus mengejang-gejangkan oto kemaluannya.
Aku pun menjadi belingsatan karena remasan otot kemaluannya sehingga enjotanku menjadi makin cepat dan makin keras.
"Gitu mas, aduh enak banget deh mas, terus mas, tersasa bagnet gesekan kemaluan mas ke kemaluan Meydita, nancepnya dalem banget lagi, terus mas, yang cepat" katanya terengah-engah keenakan.

Aku mempercepat enjotan kemaluanku, caranya masih sama, kutarik tinggal kepalanya saja dan terus kuenjotkan kembali ke dalam dengan keras. Itu membuat dia menjadi liar, bokongnya menggelinjang saking nikmatnya dan dia terus merintih kenikmatan sampai akhirnya dia tak dapat menahan lebih lama.

"Mas, Meydita nyampe mas" jeritnya.

Aku masih bertahan juga dengan terus mengenjotkan kemaluanku keluar masuk dengan  cara tadi. Nikmat sekali rasanya. Sampe akhirnya, aku menarik kemaluanku keluar dari kemaluannya. Kembali aku menggeser dan menjepitkan kemaluanku yang berlumuranb dengan lendir dari kemaluannya di buah dadanya. Dia menjepit kemaluanku maju, kepalanya menyelip ke dalam mulutnya, diemut sebentar sebelum aku memundurkan kontolku lagi, berulang-ulang.

"Meydita, nikmat banget, aku mau ngecret dimulutmu ya Meydita" kataku sembari terus memaju mundurkan kemaluanku.
"Kenapa gak Meydita gecretin di kamaluanku saja mas,aku lagi gak subur kok" jawabnya.
"Nanti ronde kedua" jawabku sembari dengan cepat memaju mundurkan kemaluanku.

Buah dadanya makin keras dijepitkan ke kemaluanku. Akhirnya aku mendorong kemaluanku masuk ke mulutnya segera diemutnya dengan keras.

"Meydita, aku ngecret Meydita", teriakku sembari mengecret pejuku ke dalam mulutnya.

Dia segera menggenggam kemaluanku dengan tangannya, dikocok pelan sembari terus mengemut kepalanya. Pejuku nyemprot beberapa kali sampe habis, banyak banget ngecretnya sampe meleleh keluar dari mulutnya. Dia menelan pejuku tanpa merasa jijik.

"Aduh Meydita, nikmat banget ya ngentot sama kamu. Kamu nikmat kan" kataku terengah-enagah.
"Nikmat mas, Meydita mau lagi dientot" jawabnya lemes.
Setelah nafsuku menurun, kemaluanku mengecil.
"Mas, lemes saja kemaluannya udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget" katanya.
"Tetapi kamu suka kan" jawabku.
"Suka banget mas. Meydita suka kalo dientot kemaluan yang besar panjang seperti punya mas"
"Kamu udah sering dientot kekasih Meydita aja mas, kemaluannya gak segede kemaluan mas, dientot mas jauh lebih nikmat" jawabnya memuji.

Aku memeluknya dan mencium pipinya.
"Kita istirahat dulu ya Meydita, kalo udah seger kita ngentot lagi" karena lemes abis ngentot diapun tertidur dipelukanku. Cukup lama Meydita tertidur. Ketika dia bangun, hari telah gelap. Dia keluar dari kamar, masih bertelanjang bulat.
"Kamu tidur nyanyak sekali, cape ya. Kamu mau makan apa. Bisa delivery kok" kataku.
"Terserah mas aja" jawabnya. "Meydita mandi dulu ya mas"

Dia kembali ke kamar mandi, aku memesan pizza dari restoran yang ada dilobby apartment. Selesai mandi, dia mengenakan bra dan CD yang lain lagi, tetapi tetep minim dan sexy. Rupanya dia membawa beberapa CD dan bra yang minim dan sexy. Terdengar bunyi bel, pesanan makanan datang.

"Kok cepet mas" tanyanya.
"Aku pesen pizza, di lobby bawah kan ada counternya. kamu suka pizza?" jawabku
"Kalo lagi laper, apa aja doyan kok mas, apalagi yang gede, panjang dan keras banget" katanya menggoda.
"Kamu merangsang banget Meydita.

Memangnya daleman kamu seksi semua kata begini ya. Asik dong kekasih  kamu. Tetapi ngeliat caranya kamu ngempot, kamu gak cuma ngentot dengan kekasih kamu deh, kamu gak cuma ngentot dengan kekasih kamu deh" jawabku.

"Biar mas nafsu terus, makanya Meydita sengaja bawa beberapa daleman yang seksi begini" jawabnya sembaru mengambil sepotong pizza.
Sembari makan, kita ngobrol ngalor ngidul.
"Mas kok tinggal sendiri, gak punya isrei atau udah di cere" tanyaku.
"Belum punya istrik kok. Meydita mau tinggal sama aku, tetapi gal boleh ngentot dengan kekasih lain" jawabku.

Dia tak menjawab pertanyaanku, malah bertanya lagi.
"Memangnya mas gak punya perempuan?"
"Dulu punya, tetapi kawin sama kekasih lain" jawabku.
"Kenapa?" tanyanya lagi.
"Soalnya kalo pacaran aku selalu ngajakin ngentot dan dia gak mau" jawabku terus terang.
"Gak pernah ketemu sama perempuan itu lagi?" lanjutnya bertanya.
"Pernah, beberapa waktu yang lalu aku ketemu dia di Ancol" jawabku.
"Terus, mas ajak ngentot lagi?" sambungnya.
"Ya iya lah, rupanya dia gak puas dengan suaminya sehingga mau aja aku entotin" jawabku.
"Wah asik dong, berapa kali mas?" tanyanya lagi.
"Sampe 4 kali, sampe dia lemes banget" jawabku.
"Wah mas kuat banget, Meydita dientot 4 kali juga ya mas" rengeknya.

"Iya sekarang abisin dulu pizzanya. Kamu bener cuma ngentot sama kekasih kamu?" gantian aku yang menginterogasinya.
"Enggak juga sih mas" jawabnya.
"Terus sama siapa. Om om?" jawabku lagi
"Iya mas, dikenalin sama temen, keterusan deh sampe sekarang" jawabnya terus terang.
"Banyak dong koleksi om om nya?" lanjutku.
"Gak kok mas, Meydita cuma main sama 3 om saja, itu-itu terus" jawabnya lagi.
"Pantes empotan kemaluan kamu kenceng banget, telah terlatih ya" kataku.
"Aku mandi dulu ya" aku masuk kamar mandi.

Dia duduk di sofa sembari nonton TV, Gak lama kemudian aku keluar dari kamar hanya hanya mengenakan celana pendek. Aku duduk disampingnya dan memelukannya.

Aku mempererat rangkulku pada bahunya. Bibirnya segera kulumat dengan penuh nafsu. Dia meladeni ciumanku dengan penuh nafsu juga, nafsuku telah mulai bangkit lagi. Aku makin erat memeluknya, tangan kiriku meremas pinggangnya. Kemudian ciumanku beralih ke lehernya.

"Geli mas" katanya sembari menengadahkan kepala sehingga aku makin leluasa menciumi lehernya.

Tangan kananku mulai meremas buah dadanya yang masih dibungkus dengan bra, tak lama kemudian bra kulepaskan sehingga aku lebih leluasa meremas buah dada dan memelintir pentilnya. Pentilnya telah menegang dengan keras, nafsunya makin memuncak. Puas dengan lehernya, aku turun lagi ke belahan buah dadanya, kedua buah dadanya kuremas-remas. Aku menciumi belahan buah dadanya, kemudian ciumanku merembet ke pentilnya dan kuemut dengan gemas, sementara tanganku masih terus meremas-remas buah dadanya.

"Geli mas" erangnya keenakan.

Emutanku makin keras, dan remasanku juga makin kuar. Pentil yang satu kuplintir dengan jempol dan telunjuk.

"Mas, geli" ,rengeknya lagi.

Tetapi aku tak memperdulikannya, terus saja dengan kuremas dan uplintir. Napsunya telah meuncak, dia menggeliat-geliat keenakan, kemaluannya telah basah dengan sendirinya dan menyerap diCD tipisnya. Dia tak mau kalah, kemaluanku diremasnya dari luar celana pendekku. Telah ngaceng keras sekali. Celana pendekku dilepassnya dan kemaluanku langsung tegak, besar, panjang dan keras sekali.

"Mas gede nya pantes kalo telah masuk kemaluan Meydita jadi sesek banget rasanya" katanya sembari meremas-remas kemaluanku.
"Mas, terusin di ranjang yuk" ajaknya .
"Udah napsu ya Meydita" jawabku sembari bangkit ke kamar bersamanya.

Di kamar aku memeluknya dari belakang, sembari menciumi lehernya dan telingannya sampai dia menggelinjang kegelian, buah dadanya kembali kuremas-remas. Kemaluanku keras menekan bokongnya. Segera, CDnya kupelorotin dan dia kutarik ke ranjang. Aku berbaring disebelahnya yang telah telentang. Kembali jempol dan telunjukku memlintir-mlintir pentilnya yang telah mengeras karena napsi sembari menciumi lehernya lagi. Dia menjadi menggeliat-geliat kegelian. Ciuman kemudian kupindahkan ke bibirnya, kulumat bibirnya dengan penuh nafsu. Dia menyambut ciumanku dengan tak kalah nafsunya. Aku menindihnya, kucium kembali ke lehernya, kemaluanku yang keras menggesek-gesek pahanya. Puas dengan leher, aku kembali neyerang buah dadanya. Aku menciumi belahan buah dadanya dan kemudian mengemut pentilnya. Pentilnya kuluk-kuluk dan kumainkan dengan lidah.

"Mas geli" katanya melenguh tetapi aku tak perduli.

Aku terus saja mengulum pentilnya yang mengeras sembari meremas buah dadanya. Aku melakukannya bergantian antara buah dada kiri dan kanan sementara kemaluan  terus saja ku gesek-gesekkan ke pahanya, dia mengangkangkan pahanya. Aku kembali menciumi legernya dan mengarahkan kepala kemaluanku ke kemaluannya. Kuputar-putar kepala kemaluanku dirambut kemaluannya yang lebat. Dia telah gak tahan, Segera diraihnya kemaluanku sembari mengangkangkan pahanya lebih lebar lagi.

"Mas gedenya, keras banget" katanya mengarahkan kepala kemaluanku ke kemaluannya.

Aku pun menggetarkan kemaluanku. Sehingga kepalanya mulai menyelinap masuk ke kemaluannya. Kepalanya telah terbenam di dalam kemaluannya. Terasa kemaluanku yang besar mulai mengisi kemaluannya pelan-pelan, nikmat banget rasanya.

"Terus masukin mas, enak banget deh" erangnya keenakan.
Tetapi aku menghentikan gerakan kemaluanku, hanya kugerakkan pelan-pelan, sehingga hanya kepalanya saja yang menancap.
"Mas terusin dong, masukin semuanya mas biar sesek kemaluan Meydita, ayok dong mas" protesnya.

Tetapi aku tetap melakukan hal yang sama sembari menciumi keteknya.
"Geli mas, ayok dong dimasukin semua kemaluannya mas" rengeknya terus.
"Tiba-tiba aku menghentakkan kemaluanku dengan keras sehingga kemaluanku meluncur kedalam kemaluannya, ambles semuanya.
"Akh mas" erangnya kaget.

Aku diam sesaat, membiarkan kemaluanku yang besar dan panjang itu menancap semuanya di kemaluannya. Kemudian mulailah kuenjot, mula-mula perlahan, makin lama makin cepat kemaluanku keluar masuk kemaluannya.

"Enak Meydita" tanyaku sembari terus mengenjot kemaluannya.
"Enak banget mas, kemaluan mas kan besar, panjang dan keras bagnet. Kemaluan Meydita sesek rasanya keisi kemaluan mas. Gesekannya terasa banget di kemaluan Meydita. Mau deh Meydita tinggal sama mas, asal Meydita di entot tiap malem" jawabnya.

"Bener nih: kataku dengan penuh semangat terus mengenjotkan kemaluanku keluar masuk,

Kemudian aku merubah posisi tanpa mencabut kemaluanku dari kemaluannya. Kakinya kuangkat satu ke atas dan aku merebahkan diri miring. Enjotan kemaluan terus kulakukan dengan posisi itu terasa kemaluanku masuk lebih dalam lagi dan gesekannya lebih hebat lagi ke kemaluannya. Aku terus mengenjotkan kemaluanku, sementara kedua buah dadanya kuremas-remas bergantian. Pentilnya juga kuplintir-plintir perlahan. Nikmat bagnet rasanya ngentot seperti itu.

"Enak mas" erangnya.
Enjotanku makin lama makin cepat dan keras.
"Terus mas, enak banget" erangnya untuk kesekian kalinya.
"Mas nikmat gak?" tanyanya.

"Enak banget Meydita, empotan kemaluanmu kerasa sekali, kemaluanku serasa diremes dan diisep lebih nikmat dari emutan mulutmu" jawabku sembaru terus mengejotkan kemaluanku keluar masuk.

"Terus mas, lebih keras mas, Meydita hampir nyampe" erangnya lagi.

Aku terus mengenjotkan kemnaluanku keluar masuk, makin cepat. Dia merintih-rintih keenakan, akhirnya dia tak bisa menahan lebih lama.

"Mas, Meydita nyampe, akh" terasa kemaluannya berkedut-kedut meremas kemaluanku yang masih keras sekali itu. Tubuhnya mengejang.

Aku menghentikan enjotanku dan menurunkan kakinya. Dia terbaring mengangkang dengan kemaluanku yang masih menancap di kemaluannya, aku kembali ke posisi semula menelungkup diatasnya.

"Mas, lemes banget deh" denguhnya.
"Tetapi enak kan" jawabku.
"Enak banget mas, terusin aja mas, kan mas belum ngecret" jawabnya terengah-engah.
"Mas, hebat banget  deh ngentotnya, belum pernah Meydita dientot dengan gaya seperti tadi, enak banget mas" katanya lagi.

Aku kembali mendekapnya dan kemaluan mulai kuenjotkan lagi keluar masuk kemaluannya, perlahan. Dia mulai mengedutkan otot kemaluannya meremas kemaluanku yang sedang bergerak keluar masuk kemaluannya. Aku melumat bibirnya, satu tanganku meremas-remas buah dadanya sedang tangaku satunya lagi menyangga tubuhku. Pentilnya juga ku plintir-plintir, napsunya muali bangkit lagi.

"Enak mas, terus yang kenceng enjotnya mas" erangnya.

Sembari terus melumat bibirnya, enjotan kemaluan kupercepat. Aku menyelipkan kedua tanganku kepunggungnya . Dia pun memeluk dan mengusap-usap punggungku yang basah karena keringat. Kemaluan makin cepat kuenjotkan. Setiap kali masuk kemaluan kuenjotkan dengan keras sehingga nancep dalem sekali di kemaluannya, makin lama makin cepet.

"Meydita, kemaluanmu enak banget, empotan kemaluanmu kenceng banget Meydita" erangku.
"Mas, terus mas, hebaat banget deh mas ini, Meydita telah mau nyampe lagi, yang cepet mas" akhirnya kembali dia mengejang sembari melenguh.
"Mas, Meydita nyampe, mass.."

Aku terus saja mengejotkan kemaluanku keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya aku pun mengejang semabari menancapkan kemaluanku sedalam-dalamnya di kemaluannya.

"Meydita, aku ngecret" bersamaan dengan itu terasa pejuku nyemprot dengan dahsyatnya dalam kemaluannya.

Nikmat banget rasanya walaupun sekarang lebih lemas ketimbang tadi siang. Beberapa saat kami terdia, saling berpelukan menikmati permainan yang baru usai. Aku menciumi lehernya dan dia mengusap-usap punggungku. Nikmat banget ngentot dengan dia.

"Mas, nikmat ta mas, Meydita mau deh tinggal bareng mas, asal tiap malem dientot ya mas" katanya pelan.
"Tetapi kamu gak boleh ngentot dengan lelaki lain ya Meydita, karena kamu telah aku punya" jawabku. Dia tak menjawab, kemudian aku mencabut kemaluanku yang telah mengecil dari kemaluannya, kemaluanku berlumuran peju dan cairan kemaluannya.

"Aku ngantuk Meydita, tidut yuk" kataku sebari berbaring disebalahnya, tak lama kemudian akupun terlelap lagi.Lemes, capek tetapi nikmat banget.

Semalaman kita berdua tertidur, aku terbangun ketika hari telah mulai remang-remang terang. Meydita pun ikut terbangun, dan dia segera ke kamar mandi. Karena harus kerja lagi, aku segera ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi dia masih bertelanjang bulat sembari mengeringkan tubuh dengan handuk. Aku masuk ke kamar dari belakang aku memeluknya.

"Ngapain mandi Meydita, kan masih mau satu ronde lagi" aku mencium lehernya sembari meremas-remas kedua buah dadanya dengan nafsu. Kemaluanku yang telah mengeras kugeser-geserkan kebokongnya.

Dia mengelinjang kegelian, aku terus saja menciumi lehernya. Kemudian ciumannya bergeserkan bawah, ke punggungnya sampai akhirnya ke bongkahan bokongnya. Dia hanya mendesah-desah ketika aku menyapu bongkahan dengan lidahku. Pahanya kurenganggangkan dan lidahku menyapu kemaluannya dari belakang.

"Mas, nikmat banget" katanya sembari menunggungkan bokongnya ke belakang.
"Jilat  terus mas, jilatin semuanya" katanya terengah.

Aku membuka belahan bokongnya dan menyapu lobang bokongnya sampe ke kemaluannya. Aku menjilati kemaluannya yang telah basah kuyup saking napsunya. Dia sempat menjeritkecil ketika aku mencilok kemaluannya dengan lidahku. Kemudian aku berdiri lagi, ciumanku kembali bergeser ke atas, ke punggungnya. Kedua tanganku meremas-remas buah dadanya dari belakang, beberapa kali dia tersentak nikmat ketika kedua pentilnya kuplintir-plintir dengan jariku. tangannya menjalar ke belakang, meremas kemaluanku yang telah keras sekali dan mengurutnya dari atas ke bawah. Dia kublaikkan sehingga berhadapan degnan aku, buah dadanya mulai kujilati dan pentilnya kuisap-isap bergantian. Napsunya makin meuncak ketika aku menyodok-nyodok kemaluannya dengan telunjuk. Dia berdiri mengangkang.

"Enak mas" erangnya.

Permainan kuhentikkan, aku duduk diranjang dengan kaki agak mengangkang, dia segera berlutut diantara kedua kakinya. Kemaluanku berdiri tegak dan keras sekali sehingga tampak urat-uratnya menonjol. Segera dia mencekal kemaluanku dan dengan ganas dia menciumi kemaluan. Aku sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhku ke atas ranjang. Dia pun segera beraksi.

Dijilatinya kemaluanku dari pangkal sampai ke kepala. Lalu diisap, dikulum dalam mulut semntara tangan kirinya mengelus-elus biji pelirku. Beberapa kali tubuhku tersentak karena nikmat. Lalu dijilatinya biji pelirnya.

"Ahkhhhh" aku mengerang kenikmatan mendengar itu dia tambah gairah.

Terus dijilatinya biji pelirku. Sementara tangan kanannya mengurut0urut kemaluanku. Dengan kedua tangan diangkatnya kedua pahaku sehingga kedua lututku hampir menyentuh dadaku. Dengan posisi demikian dia leluasaa menjilati kemaluanku. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biki pelirnya. Lalu dia menjilat semakin kebawah.. kebawah.. dan akhirnya ujung lidahnya menyentuh bokongku yang berbulu itu. Segera lidahnya menari-nari dibokongku. Tubuhku beberapa kali bergetar.

"Akkhhh.. Ouughhh" erangku.

Mendengar itu dia tambah bernapsu. Dicolok-coloknya lobang bokongku dengan ujung lidahnya. Semakin dalam juluran lidahnya ke dalam lobang bokonbgku, semakin bergetar  tubuhku, kemaluanku yang di kocoknya terasa berdenyut- denyut. Aku telah tak tahan. Lalu aku memegang tangannya dan membimbingnya naik ke atas ranjang. Dia kusuruh menunggung diatas ranjang. Aku menginnginkan doggy style. sebelum mencobloskan kemaluanku, aku sekali lagi memperhatikan bentuk kemaluannya dari belakang, dia pun enanti penuh harap. Dan akhirnya kemaluan kutempelkan dibibir kemaluannya dan kumasukkan perlahan-lahan kedalam kemaluannya, terasa seret tetapi nikmat.

"Ohhh.. nggkkk.. Ahhh" desahnya ketika seluruh kemaluanku amblas.

Lalu aku mulai melakukan gerakan erotisku. Nikmat sekali. Dan dia cepat sekali nyampe dalam posisi demikian. Aku belum mau nyampe. Lalu skusurh dia berbaring miring. Sementara aku berada dibelakang punggungnya. Dia segera menekuk kedua lututnyaa. Dan membiarkan aku mencobloskan kemaluanku ke dalam kemaluannya. Nikmat sekali. Dalam posisi demikian tangan kananku leluasa meremas-remas buah dadanya dari belakang. Hentakan kemaluanku makin lama makin keras dan cepat.

"Meydita, aku mau ngecret dimulutmu lagi" kataku.
"Kenapa mas, kan lebih enak ngecret di onokku" jawabnya

Aku menghentikan gerakanku. Lalu aku mencabut kemaluan dari kemaluannya. Dan dengan gesit diapun berlutut disampingku. Dia segera menjilati kemaluanku yang berlendir itu. Lalu diisap-isap kemaluanku keras dan berurat itu.

"Ohh.. Nggakkk.. Akkkhh " erangku keenakan.

Dia semakin mempercepat gerakan kepalanya naik turun, beberapa kali aku mengerang sembari mengeliat, tetapi belum ngecret juga. Lalu dia membasahi telunjuk tangan kirinya dengan ludah, setelah itu dicucukkannya telunjuk jarinya itu ke dlaam bokongku. Nikmat luar biasa, dengan isapan pada kemaluanku dan sodokan jari di bokongku.

"Ahhh... Akkhhh..." Aku mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya pejuku ditelannya. Lalu aku mengeluarkan kemaluanku dari dalam mulutnya. Tampak sedikit sisa-sisa pejunya masih keluar. Dan dia sgera menyapunya dengan lidahnya.

"Hebat.. Hebatt sekali kamu Meydita." pujiku, dia hanya terenyum saja.

"Terima kasih buat proposalnya ya mas, aku tunggu proposal berikutnya. Kalo mas perlu Meydita, call saja, dengan senang hati Meydita bersedia melayanin mas kapan saja mas mau" jawabnya. Dia membersihkan diri lagi, demikian juga aku. Kemudian dia kuantar pulang karena dia harus segera masuk kantor, demikian pula aku

Bagaimana para pemcaba serukan para maniak seks, jangan lupa yaa!! Selalu dikuti cerita-cerita dewasa di web www.sakitsakitnikmat.blogspot.com
Previous
Next Post »