Cerita Dewasa Dalam Mobil Dengan Tetangga Seksi

Agen Poker Online Indonesia

Cerita Dewasa Dalam Mobil Dengan Tetangga Seksi

Sakitsakitnikmat.blogspot.com - Cerita Sex Terbaru - Cerita Dewasa sebelumnya berjudul Cerita Sex Adik Kandungku Bernafsu Gede, Dan pada kesempatan kali ini saya dari situs sakitsakitnikmat.blogspot.com akan menceritakan cerita sex terbaru yang tidak kalah serunya dengan judul Cerita Dewasa Dalam Mobil Dengan Tetangga Seksi. SELAMAT MENIKMATI...

Cerita Dewasa - Aku dan istriku baru pindah ke sebuah rumah kontrakan atau bisa juga disebut dengan rumah kost yang di sebuah kota besar, sebut saja kota X, dimana aku harus pindah ke kota itu karena tempat kerjaku menugaskan aku untuk menjadi kepala cabang di kantor yang baru.



Cerita Dewasa Dalam Mobil Dengan Tetangga Seksi

Kost yang kami tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga oleh sebab itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada. Sudah sebulan kami tinggal disini, aku dan istriku sudah mulai terbiasa bergaul dengan para tetangga kost kami.

"Pagi mas Ridwan, berang kerja?" sapa seorang perempuan. Dia adalah istri tetangga kost kami yang bernama Susno, perempuan ini sendiri bernama Farah. "Iya nih mbak, mau bareng?" tanyaku kepada Farah atau mbak Farah begitu kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya berdekatan dengan kantorku,

Mbak Farah lalu mengangguk tanda setuju. "Boleh mas. Tapi nggak  apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ridwan? Ntar mbak Nia marah lagi." kata mbak Farah kepadaku. Aku hanya tertawa karena saat itu Nia, istriku juga berada disampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan mbak Farah.

Aku dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah 1 tahun lalu dan belum dikaruniai seorang anak. Istriku Nia berusia 27 tahun, 2 tahun lebih mudah dariku. Sementara itu pasangan Susno dan Farah berusia sekitar 32 tahun dan 29 tahun. Jadi bisa dibilang mbak Farah itu seumuran denganku. Suaminya, Susno memang tidak bekerja karena sudah satu tahun ini dia di PHK, maklum sedang krisis ekonomi jadi banyak PHK dimana-mana.

Dulunya dia bekerja di perusahan platik sementara istrinya bekerja sebagai pegawai perusahaan keuangan yang cukup terkenal di Indonesia walaupun dia hanya sebagai bawahan. Sesampainya di kantor aku berpisah dengan mbak Farah yang memang berjalan kaki dari kantorku menuju kantor tempat dia bekerja.

Beberapa karyawan melirik kearah kami dan aku yakin mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya perempuan yang dibawa atasannya itu. Aku sih tidak ambil pusng karena memang pada dasarnya Farah memang cukup cantik walaupun tidak secantik istriku. Namun body nya memang lebih seksi dan berisi,

Terutama buah dadanya yang sedari tadi kuperhatikan sekitar F-cup jauh lebih besar dibangdingkan istriku yang cuma C-cup. Ah ada apa dengan diriku ini? Kenapa aku malah kepikiran mengenai tubuh istri orang. Akhirnya aku masuk ke gedung kantorku sambil berusaha melepaskan pikiran mesum itu dari otakku.

Hari demi hari berlalu dan aku sering sekali berangkat bareng dengan mbak Farah, memang sih baik istriku maupun suami mbak Farah tidak pernah cemburu atau keberatan. "Kasihan mbak Farah mas kalau sendirian jalan." kata istriku saat aku bilang apa dia keberatan kalau aku berangkat bareng dengan mbak Farah.

Memang sih dari tempat kost kami untuk mencapai daerah tempat kerjaku harus jalan sekitar 100 meter menuju jalan besar yang kemudian harus naik angkot sebanyak dua kali agar bisa sampai ke daerah tujuan kami. Aku bisa membayangkan kalau mbak Farah berangkat kerja sebelum ada aku dulu seperti apa susahnya. Pagi hari itu aku seperti biasa bersiap untuk ke kantor dan istriku membawahkan aku bekal makan siang.

Nia memang juru masa yang handal. Selama ini aku tidak menolah tiap kali dia membawakan bekal karena memang masakannya luar biasa enak, maklum setahun kursus masak waktu kuliah dulu. "Mas, maaf udah nungguin lama yah? Habisnya mas Susni tadi rewel terus minta dilayanin sih. Maaf ya kalo kelamaan nunggunya." kata mbak Farah ramah.

Aku kaget juga melihat penampilan mbak Farah kali ini. Memang dia mengenakan pakaian kerja tetapi roknya kulihat lebih pendek dari biasanya begitu juga dengan kerah bajunya seperti lebih lebar dan terkesan lebih turun. Mbak Faarah lalu mengenakan sepatunya dengan posisi setengah menungging.

Aku yang saat itu sedang berdiri didepannya, kontan saja melihat pemandangan aduhai dari depan. Sepansang payudara mbak Farah seperti menggelantung seolah ingin melepaskan dirinya dari bra warna ungu yang membungkusnya. Besar dan bentuknya indah sekali, batinku dalam hati. Mas Susno benar-benar beruntung memiliki istri seperti mbak Farah.

Sudah cantik, bodynya bagus, dadanya juga besar, pastilah hebat saat bermain di ranjang. Sesaat aku membandingkan dengan istriku. Penyelesalan muncul dibenakku. Akh, lelaki macam apa aku ini, membayangkan istri orang lain sementara aku sendiri sudah beristri dan istriku pun juga selalu setia terhadapku.

Bahkan akhir-akhir ini setidaknya seminggu belakangan ini istriku terasa lebih hangat dari sebelumnya. Kami menjadi seperti pasangan suami istri baru lagi. Tadi malam saja dia minta untuk bercinta sampai dua kali padahal sebelumnya paling tiga atau empat hari seminggu. Entah apa yang mempengaruhi hasrat seksualnya sekarang ini.

"Wah kok macet ya? Padahal kalu lewat jalan ini nggak macet tuh jam segini." Celetukku pelan. Mbak Farah tersenyum terus menerus membaca buku laporan keuangan yang dia pegang. Sesekali aku melirik kearah pahanya yang tersingkap karena mobilku ini memang tempat duduknya cukup rendah jadi aku bisa melihat paha mulus mbak Farah dengan jelas.

"Eh mas, sepertinya ada demo deh disana? Waduh bakalan telat kalo gini." Mbak Farah kelihatan mulai khawatir. Memang benar ada demo di persimpangan jalan didepan kami. Entah apa topik demonya karena aku juga tidak begitu peduli lagi, yang kupedulikan hanyalah pekerjaanku di kantor dan kesempatan lirik-lirik paha mbak Farah.

Lumayan buat selingan, batinku. Habis sudah rasa penyesalanku tadi. Untungnya kami sampai kantor tepat pada waktunya. Kali ini sampai di kantor ada kejutan yaitu temanku waktu kuliah dulu yang sekarang bekerja sebagai manager sebuah perusahaan kimia swasta berkunjung. "Wah, Rid, sekarang kamu udah sukses yah. Sudah jadi pinpinan cabang sekarang. Hahaha.." seloroh sobatku yang satu ini.

Aku hanya membalasnya ringan, aku memang bukan tipe orang yang suka memamerkan prestasi sih. "Eh, cewek yang tadi bareng sama kamu itu siapa sih? Kece juga tuh cewek. Bodynya keren dan wajahnya juga mantap punya tuh. Siapa sih? Kenalin donk!" goda Iwan temanku ini.

Aku hanya tersenyum simpul saja tapi dia malah semakin penasaran dan membombardirku dengan berbagai pertanyaan susulan."OK, OK, gw jawab. Dia tuh tetangga kost gw. Dia tinggal di kamar sebelah kamar kost gw. Lagian dia kerja didekar sini maka dari itu gw anterin dia kesini barengan sama gw. Dan sekedar infoemasi, dia udah punya suami bro." kataku menjelaskan daripada nanti di berondong pertanyaan lagi.

"Heh? Emangnya istrimu nggak cemburu tuh? Kalian kan pasangan muda, biasanya istri suka cemburu kalau suaminya bareng cewek lain yang cantik. Kan bawaan dari masa pacaran masih ada hahaha.." Iwan kembali menggodaku sambil melihat-lihat foto-foto di dinding ruang kantorku.

Aku hanya menghela nafas  saja, "Istriku nggak seperti itu lagi. Dia orangnya kagak pemcemburu, Dia juga yang nyuruh gw buat nganterin mbak Farah dari pada  ntar dia jalan sendiri kan kasihan." kataku padanya. Iwan tertawa lagi, "Wah boleh juga tuh. Kalo ntar aku punya istri aku pengen kaya istrimu tuh, orangnya nggak cemburuan.

Nggak kaya pacarku sekarang ini, cemburuannya minta ampun. Tiap jam telepon terus kalau nggak ya sms. Dikira aku pembantunya apa yah.." selorohnya sambil tertawa. Memang sih pacar Iwan pencemburu berat padahal sudah pacaran selama 3 tahun lebih.

"Tapi Rid.." Iwan menimpali lagi. "Memangnya kamu nggak ada rasa tertarik sama mbak Farah itu? Dia cantik lohh dan seksi lagi. Bayangin aja kalau kami di ranjang dilayanin dia sama istrimu. Pasti seru tuh. Hhahaa.. Threesome gitu." katanya lagi.

Aku memang tidak kaget dengar ucapan itu dari Iwan karena sejak waktu kuliah dulu memang mulutnya sering mengeluarkan ucapan-ucapan seronok apa adanya. Dia paling gemar berbicara soal seks walaupun tidak pernah berhubungan seks dengan perempuan manapun selama ini.

"Halahh.. loe ini ngomong apaan sihh.. Mana mau istri gw diajakin threesome. Dia oranggnya konvensional kok." kataku pada Iwan. Memang selama ini istriku selalu konvensional dalam bermain cinta. Selama satu tahun ini kami hanya bermain cinta menggunakan gaya-gaya yang itu-itu saja.

Kecuali dua hari terakhir ini dimana kami berdua menggunakan gaya baru sama sekali dalam bercinta dan memang efeknya dahsyat. Aku sendiri tidak tahu dari mana dia mendapatkan gaya tersebut. Sesiang ini aku memikirkan ucapak sahabatku itu.

Threesome, sepertinya menarik tapi mana mau istriku melakukannya. Lagipula mana mau mbak Farah melakukannya karena didekat kami juga terdapat suaminya. Tentu saja resiko sangat tinggi jikma suaminya sampai tahu mengenai hal ini. Sore harinya aku mendapat kejutan kedua. Mbak Farah datang berkunjung ke kantorku.

Memang kala itu kantorku sudah tutup dan tinggal aku bersama dengan dua orang satpam diluar dan dua orang petugas CS. "Lhoo, mbak Farah belum pulang? Ini kan sudah jam 5 sore. Bukannya mbak Farah selesai kerja jam 4 tadi?" kataku sambil mempersilahkan perempuan cantik ini masuk ke kantor kerjaku.

Mbak Farah tersenyum manis, "Iya nih mas. Tadi saya telat pulang karena pembukuan akhir bulan masih menumpuk lalu saya kerjain aja sekalian biar besok lebih senggang waktunya. Kirain mas Ridwan belum selesai kerjanya ternyata sudah ya.."

"Akhh, ini mbak, biasa tender dengan klien sudah selesai dan rapatnya diundur tiga hari lagi karena klien yang satunya berhalangan hadir. Sebenarnya sih jadwalnya pulang jam 6 nanti tapi kala sudah tidak ada yang dikerjakan ya mau apalagi." Kataku menjelaskan. Memang para karyawan sudah pulang sejak jam 4 tadi sementara aku tetap di sini karena menghindari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau setengah 7 untuk menghindari kemacetan.

"Ohh gitu, kirain sedang ada apa. Wah berarti saya mujur dong karena nggak ketinggalan hehehe..." kata mbak Farah bercanda. Dalam hatiku sih aku senang-senang saja malam ini dia pulang bareng denganku karena malam ini dia pakai pakaian yang sangat seksi.

Kenapa harus dilewatkan, iya kan? Kami lalu ngobrol berdua di ruangan kantorku sambil minum sereal hangat yang kubuat. Sesekali mbak Farah mengalihkan silangan kakinya dari kiri ke kanan saat itulah aku bisa melihat jelas celana dalam mbak Farah karena kami duduk berhadapan-hadapan. 

Pahanya yang mulus itu semakin lama membuatku semakin tak kuasa menahan rasa ingin memeluknya dan mencumbu perempuan cantik ini dan mengabaikan kalau dia ini istri orang lain. Jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Masih tersisa waktu setengah jam lagi untuk kami berduaan. Serasa hatiku ini tidak rela untuk pulang dan ingin berlama-lama dengan wanita didepanku ini.

Aku tahu ini salah tetapi hasrat sebagai seorang lelaki membuatku tak dapat berpikir jernih. "Mas, gimana kalau sambil menunggu jam tujuh kita makan dulu. Didepan kantor ada wartung makan yang enak." Usul mbak Farah kepadaku. Aku sih setuju-setuju saja. Lagipula perutku juga sudah mulai lapar.

Padahal biasanya aku betah-betahin untuk menahan lapar sehingga sampai dirumah nanti bisa makan masakan istriku. Tetapi kali ini berbeda. Jadi juga akhirnya kami berdua makan di warung makan itu. Walaupun tidak begitu besar tetapi bersih dan masakannya juga enak walaupun tidak seenak masakan istriku tentunya. 

"Sudah jam 7 kurang 15 menit. Kita masuk mobil saja dulu sepertinya jalanan sudah mulai longgar tuh."kataku pada Mbak Farah. Perempuan ini mengangguk setuju dan akhirnya kami masuk ke mobil sedanku. Sebuah peristiwa tak terduga terjadi seara tak sengaja.

Mbak Farah tersandung saat akan masuk kedalam mobil kedalam mobil Tubuhnya terhempas kedepan dan menindih aku yang sudah duduk di kursi. Untuk saja kepalanya tidak terantuk setir mobilku. Namun yang membuatku gugup adalah kepalanya pas sekali ambruk di atas selangkanganku.

Tanganku juga tak sengaja tertindih payudaranya yang besar itu. Entah apa yang merasukiku, tanganku tanpa dapat ku kendalikan lagi meremas payudara perempuan ini. Mbak Farah melenguh pelan lalu bangkit dari terpuruknya. Wajahnya memerah sepertinya menahan malu.

Aku sendiri juga malu setelah sadar kalau batang kemaluanku ternyata sudah tegang saat wajah mbak Farah tanpa sengaja menyentuh selangkanganku ini. Kami berdua terdiam cukup lama di dalam mobil ini. Aku mencoba membuka percakapan dan saat itulah kami bertatapan muka. Pandangan kami beradu cukup lama.

Entah apa yang memperngaruhiku, aku mulai berani mendekatkan wajahku kepadanya. Sesaat kemudian bibir kami saling bersentuhan. Setan apa yang mendorongku aku sendiri juga tidak tahu. Yang jelas selang beberapa detik saja kami sudah saling melumat bibir satu sama lainnya.

Mobil itu menjadi sakti betapa panasnya ciuman kami berdua, diluar dugaan mbak Farah sangat mahir dalam berciuman. Dia juga tidak sungkan ketika aku menggunakan lidahku didalam berciuman. Tidak cukup hanya itu, tanganku sudah mulai meraba payudaranya mbak Farah lagi yang saat itu masih berbalutkan pakaian kerja.

Aku copot jas kerjannya lalu satu demi satu kancing kemeja Mbak farah aku lepaskan hingga sekarang tinggal bra warna kremlah yang menjadi penghalang mataku dengan payudara indah wanita cantik ini. Remasan-remasan tanganku sepertinya sudah berhasil membangkitkan gairah terpendam milik Farah.

Dia semakin liar saja. Bahkan tangannya sudah berani mengusup kedalam celana panjangku dan hanya butuh waktu beberapa detik saja sebelum akhirnya dia berhasil menemukan batang penisku yang memang bukan hanya sudah tegang tetapi sudah basah.

Mbak Farah tersenyum begitu tahu aku juga terangsang berat. Lalu dia merebahkan kursinya dan mencopotkan bra yang dia pakai sehingga aku bisa dengan leluasa menikmati pemandangan indah tersebut. Buah dada mbak Farah memang benar-benar besar.

Sesuai dengan dugaanku yaitu F-cup. Aku tak sabar ingin meremas dan menciumi payudara indah tersebut beserta puting susunya yang sudah tegang menantang itu. Sesekali tubuh mbak Farah membusung tiap kali aku menghisap puting susunya yang mancung itu.

Tanganku meraba vagian wanita cantik ini dan ternyata celana dalamnya sudah basah sekali. Tanpa pikir panjang segera ku singkap rok mininya itu sehingga keatas lalu kitarik celana dalamnya hingga lepas. Sekarang bukan cuma payudarambak Farah yang terlihat jelas tetapi juga vaginanya dapat jelas kulihat. Perempuan ini masih sedikit malu-malu ketika aku berhasil melucuti celana dalamnya. Sebelah tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya yang tercukur rapi itu. Namun aku tak ambil pusing, jemariku segera bekerja disana.

Jari telunjuk dan jari kelingkingku membuka bibir vagina mbak Farah yang sudah basah itu sementara jari tengah dan jari manisku kuarahkan kedalam vaginanya. Dengan gerakan menusuk-nusuk membuat mbak Farah semakin kalang kabut dibuatnya.

Desahan demi desahan tak terhindarkan lagi keluar dari mulutnya. "Akhh.. Masss.. Jangan disituu.. akhh..." desahnya lagi saat jemariku berkarya di liang kewanitaannya. Cairan pelumas segera kembali meluber membasahi bibir vagina wanita cantik ini. Memang soal permainan jari aku sudah ahli.

Istriku saja sampai kubuat orgasme dengan jari saja. Klitorisnya mulai menegang dan tanda dia akan orgasme semakin dekat saja. Beberapa menit kemudian berkat permainan jemariku di vaginannya ditambah dengan cumbuan tangan dan bibir beserta lidahku di sepasang payudaranya, bak Farah mencapai klimaksnya. Dia mendesah cukup keras sambil menahan jeritan nikmat. Bibir bawahnya di gigit sendiri menahan sensasi kenikamtan yang meluap dari dalam dirinya. Tubuhnya mengejang sesaat lalu setengah menit kemudian dia lemas.

Peluh membasahi tubuh seksi dan montok wanita ini. Mbak Farah akhirnya mencapai klimaksnya hanya dengan petiting saja. Aku tersenyum melihatnya terduduk lemas di bangku mobilku yang sudah di sandarkan. "Mbak Farah benar-benar hebat.

Mas Susno beruntung punya istri secantik dan seseksi mbak Farah hanya saja selalu kutahan, sekarang aku sudah puas bisa bermesraan dengan wanita secantik mbak ini." pujiku lagi.

Wajah mbak Farah memerah entah karena pergumulan tadi atau karena menahan malu karena sudah menyerahnya separuh dirinya padaku padahal dia punya seorang suami yang menunggunya di rumah. "Mas Ridwan ini memujinya kok tinggi banget sih? Ntar aku jadi kegeeran loh. Lagian mas Ridwan kan juga punya istri cantik.

 Pasti mbak Nia juga setiap malam merasakan keahlian tangan mas Ridwan ini, beruntungnya mbak Nia ya.." ujar mbak Farah. Aku tersanjung dibuatnya karen dia mengakui kehebatan jemariku ini. Belum sempat aku bicara tiba-tiba tangan mbak Farah menyentuh penisku lalu dengan cekatan dia mengocokya perlahan.

Batang kejantananku yang sebelumnya sudah setengah tiang sekarang kembali perkasa hanya dengan sedikit sentuhan dan rangsangan dari mbak Farah. Lalu tanpa kuduga mbak Farah mengarahkan bibirnya keujung penisku dan menciumnya perlahan lalu lidahnya bermain di ujung penisku itu dan pada akhirnya seluruh batang kemaluanku itu dilumatnya masuk kedalam mulut wanita cantik ini. Rasanya bagaikan di awang-awang.

Disertai dengan rangsangan tangannya pada buah zakarku, mulut Mbak Farah maju mundur seolah mengocok penisku sembari dari dalam, lidahnya tak henti-hentinya melumat batang kemaluanku ini. "Mbak Farah.. akhhh.." desahku menahan rasa nikmat.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aku merasa akan mencapai klimaks. Lalu mbak Farah mencabut penisku dari mulutnmya begitu dia tahu kalau aku sudah nyari ejakulasi. Aku lalu mengarahkan penisku ke belahan payudaranya.

Mbak Farah lalu menggunakan himpitan sepasang payudaranya untuk mengocok batang penisku ini. "Keluarin saja smua mas. Aku pengen mas Ridwan juga merasakan nikmat seperti yang aku rasakan tadi." kata mbak Farah sesekali menjilati ujung kemaluanku.

"Akkhh.. mbakkk.. akuu keluarrr.. akhh.." racauku sambil kedua tanganku menekan pundak mbak Farah. Batang kemaluanku berdenyut sangat cepat lalu cairan putih kental menyembur membasahi sepasang buah dada wanita cantik ini bahkan beberapa sempat menyemprot kearah wajah mbak Farah.

"Maaf mbak. Tadi nggak sempat aku kontrol. Wajah mbak jadi kotor deh." kataku meminta maaf. Mbak Farah hanya tersenyum sambil membersihkan wajahnya dengan tissue sementara aku membantu membersihkan payudaranya dengan tissue juga.

"Nggak apa-apa kok. Kalau mas Susno sering nakal sih menyemprotkan didalam mulut tanpa bilang-bilang padahal saya nggak suka dengan rasanya, jadi pengen muntah mas." Sahutnya pelan. "Mungkin karena belum biasa aja kali mbak." kataku.

Padahal istriku sendiri juga tidak pernah mau menelan spermaku. Dia selalu marah-marah ketika aku tanpa sengaja atau sengaja menyemprotkan cairan maniku kedalam mulutnya ketika melakukan orak seks. Akibatnya dia sering kali menolak melakukan oral seks tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Kami lalu merapikan diri dan bergegas pulang. Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinnya meraba-raba payudara mbak farah yang sudah terbungkus oleh bra itu. Wanita cantik itu hanya tersenyum melihat ulahku. Dia sempat membalas dengan meaba dan mengocok kembali penisku namun karena aku nyaris kehilangan kendali atas setir mobilku maka niatan itu dia hentikan. END

Bagaimana para pembaca serukan para maniak seks, jangan lupa yaa!! Selalu dikuti cerita-cerita dewasa di web www.sakitsakitnikmat.blogspot.com

Previous
Next Post »