Cerita Sex Aku Menyerah

Agen Poker Online Indonesia

Cerita Sex Aku Menyerah

Sakitsakitnikmat.blogspot.com - Cerita Sex Terbaru - Cerita Dewasa sebelumnya berjudul Cerita Dewasa Bertemu Dengan Tangan Jahil, Dan pada kesempatan kali ini saya dari situs sakitsakitnikmat.blogspot.com akan menceritakan cerita sex terbaru yang tidak kalah serunya dengan judul Cerita Sex Aku Menyerah, SELAMAT MENIKMATI..

Cerita Dewasa - Saat itu keadaan rumah memang sepi, cuma aku dan oom Roy saja yang ada di rumah. Papa dan Mama sedang liburan ke Bali dan kakak-kakakku yang sudah berkeluarga sudah pindah ke lain kota. Pembantu pun tidak ada karena memang saat itu hari lebaran.

Bunyi bel pintu rumah memecah konsentrasiku pada acara tv, dan aku pun sudah mennebak kalau itu pasti om Roy beserta temannya yang ada di luar pintu.



Cerita Sex Aku Menyerah


"Malem Om"
"Malem Santi, ini kenalkan teman om Surya"

Teman Om Roy ternyata adalah seorang keturunan Pakistan-Cina dengan tampang yang notabene diatas rata-rata. Tubuhnya tegap, dadanya bidang dan perwakannya yang lumayan tinggi telah mendapatkan simpatiku.

"Santu, Surya ini jago pijat loh."
"Santi nggak capek kok om, jadi kagak usah dipijat." sahutku sambil memasang tampang kesal di depan kedua orang itu.
"Santi, kamu jangan gitu dong sama teman Om. Dia sengaja Om undang malam ini untuk memijatmu karena Surya bukan pemijat biasa, dia ahli kecantikan."

Setelah mendengar kata-kata kecantikan yang ternyata cukup ampuh untuk mengubah pikiranku, aku pun setuju untuk dipijat oleh Surya.

"Surya, kamu mandi dulu deh setelah itu giliranku"

Dan selama Surya mandi, Om Roy menerangkan kepadaku bahwa Surya adalah seorang pemijat profesional yang dapat mempercantik pasien-pasiennya, dan kepiaawaiannya telah banyak terbukti.

"Oke deh, Om. Santi mau dipijat oleh Surya dengan syarat nanti malam Om mau melakukan kegiatan rutin kita"
"Iya Santi, Om janji"

Setelah selesai mandi, Surya hanya mengenakan celana training sambil bertelanjang dada.

"Surya, kamu mulai saja pijatnya. Aku mandi ulu" kata Om Roy.

Dengan tampang masih kesal aku pun menuju ke kamar Om Roy yang ternyata secara diam-diam dipersiapkan untuk pijat malam ini. Kamar itu telah dilengkapi dengan lilin yang ditata rapi berjajar di seluruh dinding ruangan, tidak lupa juga minyak tradisional untuk keperluan pijat.

Lumayan juga selera Om Roy, begitu pikirku. Kami pun masuk dan membiarkan pintu sedikit terbuka karena memang tidak ada orang lain lagi di rumah itu yang akan mengganggu kegiatan kami. Surya merengkuh pinggangku sambil menuntunku ke tempat tidur Om Roy yang cukup lebar.

"Santi, saya hanyalah seorang pemijat, dan kalau kamu tidak keberatan, saya akan pijat kamu dalam keadaan bugil"

Surya pun meninggalkan aku memberi aku waktu untuk bersiap-siap sementara dia menunggu di luar kamar Om Roy. Dengan perasaan heran tapi demi memenuhi janji Om Roy dan membayangkan bahwa aku akan mendapat kepuasan dari Om Roy malam ini, aku pun cuek saja dan langsung melepaskan semua pakianku dan mengambil handuk untuk menutupi bagian pinggulku ketika berbaring terngkurap.

Karena menggu Surya terlalu lama, aku pun tertidur (karen suasan ruangan yang gelap temaram itu juga mendukung kantukku).

Setelah Surya memijatku beberapa lama, ternyata tanpa kusadari Om Roy yang setelah selesai mandi hanya mengenakan kimono saja, duduk di kursi sambil melihat Surya yang sedang memijatku. Ketika aku terbangun, kurasakan lembutnya tangan Surya memijat-mijat kepalaku dan memang kuakui pijatannya profesional sekali. Minyak yang digunakannya juga terasa segar di tubuh dan berbau enak.

Surya mengatur posisi tubuhku yang tengkurap sehingga kedua tanganku direntangkan ke arah samping. Setelah memijat kepalaku, Surya pun memijat leherku dan beranjak ke tanganku yang dimulai dari ujung-ujung jari. Kemudian tak beberapa lama, kosentrasinya beralih ke bagian samping tubuhku yang memang menantang karena tanganku terentang ke samping. Pertama-tama dituangkannya minyak ke bagian samping bahuku sehingga cairan yang dingin menuruni susuku  ke arah putinggnya memang membuatku tersentak. Karena licinnya itu, kadang-kadang tangannya mengena pentilku, danitu membuat ku semakin terangsang.

Setelah selesai dengan punggungku, Surya pung beralih ke ujung-ujung jari kakiku, dan pelan-elan naik ke pahaku. Ketika disingkapkannya handuk yang menutupii bagian pinggulku, aku pun mengalami rangsangan yang terasa sangat erotis, mungkin karena dengan bitu aku bisa memamerkan meqiku ke orang yang baru kukenall. Pijatannya di pahaku dilakukannya tanpa menyentuh meqiku yang sudah mulai basah itu, dan itu membuatku sedikit kecewa.

Tetapi hal yang tak ku sangka-sangka terjadi ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan munyak ke balahan pantatku, otomatis aku menggelinjang dan meregangkan selangkanganku. Sebelum aku sempat untuk berpikir lebih jauh, kedua tangannya yang bertumpuk satu sama lain telah mencakup semua meqiku dan memijat-mijatnya. Kedua tangannya masuk lebih dalam untuk memujat perutku sehinggal otomatis pergelangan tangannya yang memang penuh minyak itu mengerut-ngurut meqiku dan kelentitku. Perasaan yang kurasakan luar biasa karena geerakan itu sekaligus membuat pusarku geli dan meqiku seperti diusap-usap.

Pelan namun pasti, Surya membalikkan badanku, dan langsung saja tangannya menuju ke payudaraku dengan pentil-pentil yang sudah mencuat tanda aku memang sudah teerangsang hebat. Gerakan tangannya yang berputar-putar itu ternyata tidak menyentuh pentilku sama sekali, dan itu membuatku semakin memajukan dadaku ke arahnya berharap agar Surya segera menyentil puncaknya yang sudah tak dapat menunggu lebih lama lagi untuk disentuh. Surya pun tersenyum karena aku yakin bahwa dia pun tahi kalau aku ingin pentilku disentuhnya. Tak lama kemudian, harapanku menjadi kenyataan, tetapi bukan dengan jari-jarinya, Surya meletakantelapak tangannya yang sudah licin itu tepat di atas kedua pentilku.

Dengan gerakan memutar-mutar, Surya memijit pentilku, semakin lama gerakannya semakin cepat dan semakin menekan susuku. Dengan berakhirnya gerakan itu pula aku melepaskan eranganku yang pertama tanda aku mencapai orgasme yang pertama. Bukannya menghentikannya, Surya melahan meyentil-nyentil pentilku dengan ujung jarinya, dan setelah pentilku menjadi keras kembali, Surya memasang alat perangsang berbentuk lingkaran di kedua pentilku. Ternyata alat itu dapat membuatku terangsang terus-menerus terlebih ketika aku bergerak-gerak, terasa alat yang seperti cincin itu memberikan kegelian yang sangat di ujung pentilku sehingga kedua puncak itu tetap mencuat keras.

Pelan namun pasti, pijatannya beralih ke arah perutku dan Surya mulai mejilat-jilat pusarku yang ternyata amat merangsang birahiku. Kembali kurasakan cairan hangat mengalir melalui meqiku yang pasti telah berkilat-kilat karena banyaknya lendir yang keluar. Lama kelamaan, pijatannya turun ke bagian dibawah pusar dengan gerakan memutar, dan gerakan itu menambah banyaknya cairan yang keluar sampai akhirnya aku mencapai orgasme yang kedua. Betapa hebatnya pijatan-pijatan Surya ini yang ternyata tanpa disetubuhi pun aku bisa mendapatkan orgasme sampe 2 kali.

Ketika aku bleum reda dengan orgasmeku yang kedua kalinya, Surya membuka selangkanganku lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir meqiku dengna tangan kirinya. Kemudian dengan telapak tangan kanannya (keempat jarinya), dia mulai menepuk-nepuk pussyku yang terpampang lebar di depannya. Gerakan-gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali tamparannya mengenai bibirku yang sudah basah itu, aku tersentak-sentak antara rasa kaget dan erotis.

Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah keras dan cepat seiring dengan aku mendapatkan sensasi yang luar baisa di rondeku yang ketiga. Aku orgasme hebat diselingi erangan-erangan ketika tamparannya mengenai meqiku dengan cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke bongkahan pantatku.

Kemudian Surya memasangkan suatu alat yang aneh sekali di pinggangku, berupa sabuk dengan kontol buatan yang berukuransedang dengan permukannya yang dipenuhi tonjolan-tonjolan yang tidak sama besarnya maupun tingginya. Keseluruhan alat itu berbentuk seperti ikat pinggang dengan celana dalam yang dilengkapi dengan kontolk mencuat ke arah dalam. Setelah agak reda, Surya memberiku segelas air putih sambil menunggu sampai aku agak tenang kembali, dan pelan-pelan memasukkan kontol itu ke dalam lubang meqiku dan memasangkan strapnya ke pinggungk. Surya juga mengganjal pinggangku dengan tumpukan bantal sehingga kontol itu yang telah dilumuri lubricant, dapat dengan mudah masuk ke lubang meqiku.

Alat yang aneh itu ternyata memiliki remote control yang tidak terhubung dengan kabel sehingga tidak merepotkan permakaiannya. Setelah dirasakan cukup siap, Surya melebarkan kakiku dengan meqiku yang telah tertancap kontol palsu itu. Kemudian, dia menekan tombol di remote control yang ternyata menyebabkan alat itu bergerak memutar pelan-pelan seakan-akan menggaruk rahimku. Dan oleh gerakan itu, maka seluruh dinding rahimku kegelian.

"Arghh, arghh, hmph, hmph.."
"Enak kan, Santi/:
"Oh, alat biadab, oh, oh, oh"

Di tengah-tengah permainan itu, Surya menambah getaran-getaran kecil di alat itu sehingga aku merasa melambung dibuatnya. Alat itu ternyata dapat pula mengeluarkan cairan dari bagian ujungnya, sehingga rahimku terasa disemprot oleh cairang yang seolah-olah terasa sepertii cairan air mani.

"Oh, ohh Suryaa, Santi sudah mau keluar."

Dan seketika itu Surya menghentikan alat itu, dan tampak sekali di wajahku rasa kecewa yang amat sangat.

"Pelase Surya, Santi mau, Santu nggak tahan Surya, gerak-gerak ini lagi Surya"

Bukannya menurutku, Surya hanya senyum-senyum sendiri melihatku, dan aku pun tak tahan akhirnya hanya memegang-memegang kelentitku saja. Tiba-tiba Surya mengulurkan tangannya, dan mengajakku untuk berdiri.

"Aku akan turuti permintaanmu jika kamu mau melakukan syaratnya."
"Please, Surya apa aja akan aku lakuin."
"Kamu harus berjalan-jalan di luar kamar ini dengan alat itu"
"Siapa takut, tapi please Surya sudah tanggung tadi."

Karena cincin yang masih terpasang di pentil-pentil ku bergoyang setiap kali aku bergerak, maka aku pun mulai terangsang lagi. Kemudian aku pun melangkah keluar kamar dan mulai berjalan-jalan. Tiba-tiba kurasakan alat itu kembali beroperasi mengorek-ngorek isi rahimku, kakiku pun menjadi lemas karena sensai yangkurasakan lebih henat dengan posisi tubuhku yang berubah-uabh dan kedua kakiku yang tetap kupaksakan melangkah menambah rangsangan di kelentitku dan meqiku.

"Surya, Santi tidak kuar bejalan lagi. oh please" sambil berjalan terseok-seok aku pun merintih.
"Ayo kamu teruskan atau alat itu ku hentikan"

Akhirnya aku hanya dapat menuruti kemauan Surya untuk terus berjalan-jalan dengan alat yang semakin dahsyat mengorek-ngorek rahimku dengan tonjolan-tonjolannya itu. Ketika aku mencapai orgasmeku, aku pun terjatuh lemas di sofa.

Kemudian Surya menghentikan alat itu tepat ketika aku encapai orgasmeku dan dengan hati-hati dia membereskan alat itu melepaskan nya dari pinggangku. Aku pun terkulai lemah untuk beberapa saat sebelum Surya akhirnya membopongku ke dalam kamar Om Roy dan merentangkan kedua pahaku untuk siap dimainkan oleh kontol asli milik Om Roy yang sudah berdiri tegak mencuat itu.

"Thank you banget, Surya, aku sangat menikamti permainan ini. Sekarang kamu boleh pulang," kata Om sambil memberi Surya sejumlah uang.
"Om, Santi sudah nggak kuar lagi Om" dengan tampangku yang sudah pastah demi melihat kemaluan Om Roy yang sudah beridiri.
"Om hanya memenuhi janji Om, Santi"

Malam itu, akhirnya aku tertidur kecapaiann setelah mendapatkan empat kali orgasme lagi dengan Om Roy dari berbagai posisi. Keesokan harinya, aku terbangun dengan posisiku yang mengangkang lebar menantang.

Bagaimana para pembaca serukan para maniak seks, jangan lupa yaa!! Selalu dikuti cerita-cerita dewasa di web www.sakitsakitnikmat.blogspot.com

Previous
Next Post »